Paradoks-paradoks Dalam Hidup Kita



Friday, 01 mei 2015

Dalam sebuah paradoks terdapat dua hal yang berlawanan, seperti saling meniadakan, padahal sesungguhnya yang satu tidak dapat hidup tanpa yang lain, baik dan jahat, hidup dan mati, keindahan dan keburukan, cinta dan benci. Semuanya tampak saling bertentangan dan konfrontatif ciih.. padahal sesungguhnya adalah sekelumit harmoni dari kehidupan. Seperti seorang laki-laki dan wanita yang saling membenci. Mereka hanya tidak tahu, belum sadar betapa hebatnya mereka bila bersama dalam kehidupan yang tidak pasti ini.

-y-

Saya menemukan catatan lama di buku diary saya. Tertarik dengan tulisan sederhana ini saya pun mulai mencoba menuliskan tentang paradoks. Sebenarnya apa itu paradoks? Sesuatu yang bertentangan, berlawanan, berbeda kutub, sederhananya saya maknai sebagai itu. Mungkin kita kerap dihadapkan pada banyak pilihan dalam hidup, pilihan yang kita dipaksa memilih dan kerap harus mengkhianati kata hati dan idealisme diri. Sering pula kepentingan-kepentingan hidup berlawan dengan kesederhanaan hidup yang ingin dicapai. Misalnya kita ingin untuk menjadi seorang yang cantik dengan penampilan yang luar biasa keren serta dupuja banyak orang, kita pun bertransformasi menjadi lebih baru, lebih modis, harus merubah diri kita menjadi lebih berkelas untun menunjukkan nilai kita, padahal yang kita harapkan ialah orang-orang menerima kita apa adanya dengan kesederhanaan gaya kita hmm..keyakinan yang salah kadang membawa kita pada keadaan-keadaan paradoks. Seorang wanita yang memahami dirinya dinilai orang lain dari kebaikan dan juga sikap serta perlilakunya akan sibuk menata dirinya, agar inner beauty yang terpancar bukan justru menyibukkan diri dengan penampilan fisik. Walau begitu penampilan fisik perlu pula didesain agar orang-orang senang melihat kita, karena anda hanya butuh waktu 3 detik untuk memperkenalkan diri anda pada orang yang baru anda kenal dan apa yang anda kenakanlah yang membuat orang kadang begitu mudahnya mengenali anda.

Kemudian kadang-kadang kita juga susah menerima diri kita yang terlihat busuk. Maksud saya, kadang kita selalu ingin menjadi baik, dan dinilai baik oleh siapa saja yang mengenal kita. Padahal bukannya mustahil ada orang sempurna dan suci di dunia ini? Sekali-kali kita memang harus bisa menerima bahwa kita memiliki dua sisi yang sejatinya menyempurnakan kita sebagai manusia, sisi baik dan jahat. Oleh karenanya jangan merasa terluka bila anda dilukai atau dijahati oleh orang-orang terdekat anda karena toh mereka juga manusia biasa seperti anda yang memang selalu dibayang-bayangi oleh pilihan dan dominansi menjadi jahat atau baik. Secara psikologis saya memahami orang-orang memiliki Id yakni dorongan kebutuhan impuls yang harus dipenuhi, dimana kebutuhan ini selalu mengingkan rasa nyaman dan kepuasaan adalah keutamaan baginya. Namun ada ego yang berusaha mnegontrol id agar ia berusaha untuk mendapatkan sesuatu sebagaimana harusnya yakni tanpa melanggar norma. Syukurlah kita memiliki moral yang dalam kajian psikologis disebut Super Ego yakni sebagai jembatan antara Id dan Ego.. semakin kuat Super Ego yang kita miliki maka Id pun dapat didorong untuk pemuasan kebutuhan pun bisa dilakukan tanpa haarus melanggar norma yang sudah ada. Jadi tidak ada salahnya sekali-kali anda melakukan kesalahan atau terlihat buruk dihadapan orang lain selama memang anda bisa memperbaikinya kelak dan lekaslah minta maaf bila anda melakukannya memang secara tidak sengaja.

Tapi dengan tulisan ini bukan berarti saya mengajak anda untuk bebas membenci loh,, memang perasaan manusia itu dinamis dan fluktuatif (naik turun, mudah berubah) dan tidak bisa ditebak. Jadi, benci dan cinta juga harus hati-hati. Bisa saja setelah anda membenci eeh, malah menjadi sayang. Daripada anda menanam dan memelihara rasa benci lebih baik menanam rasa maaf dan memelihara rasa persaudaraan bukan? 
Sekali lagi hidup memang selalu melahirkan keadaan-keadaan paradoks. Tapi saya rasa kita cukup cerdas untuk memilih dan merasakan keadaan paradoks-paradoks ini.


Komentar

Postingan Populer