Catatan (31th March 2014)
Saya tidak pernah merasakan
bagaimana rasanya jauh dari orangtua dimasa kecil dan itu berlangsung hingga saya
memasuki dunia remaja pertengahan usia dimana remaja tanggung ini harus
menghadapi situasi baru dan menyesuaikan diri dengan dunia perkuliahan.
Saya dibesarkan dari keluarga yang sederhana dan alhamdulillah berkecukupan. Orangtua saya selalu mengajarkan bagaimana caranya hidup dengan bahagia
salah satu cara yg mudah sekali untuk saya terapkan sejak kecil yaitu bersyukur
dan selalu melihat orang-orang dibawah saya yang hidupnya jauh lebih susah. Saya menyadari sudah sjeak kecil mental saya terbentuk untuk menjadi pribadi yang mandiri-walaupun saya anak tunggal, tapi saya tidak mau menjadi anak yang manja. Kenapa?? saya tahu dan sadar betul bapak dan mamah
tidak akan bisa terus mendampingi saya di dunia. Salah satu keinginan besar saya
adalah membahagiakan beliau dan menjadi anak yang kuat. Saat saya berulang
tahun, sejak kecil tidak pernah meminta hadiah macam-macam hanya saja tradisi
membeli kue ulang tahun dan makan bersama di luar tidak pernah terlewatkan, kebetulan saya ini suka sekali wisata kuliner. Saya masih ingat waktu bapak
pergi bertugas ke Jakarta dan saya meminta beliau membelikan PS2, game yang
sedang digemari oleh anak-anak masa itu (tahun 2000) saat itu saya masih SD.
Permintaan membeli PS itu adalah pemrintaan yang mahal sekali dari saya,
bukan karena PS2nya yang mahal tapi karena permintaan itulah yang baru saya beritahukan pada bapak. Bapak pun pulang dari bertugas dan membawa hadiah PS2 saya senangnya bukan main. Sampai sekarang PS2 itu masih ada. Masih dalam keadaan
baik.
Lalu kapan saya merasakan jauh dari
orang tua?
Saat saya lulus sma saya dihadapkan pada
2 pilihan yang sangat berat. Pertama mengambil kesempatan kuliah di Malang,
Jawa Timur dan meninggalkan orang tua untuk sementara waktu atau kuliah di
Makassar saja karea saya juga lulus di salah satu PTN disana. Hal inilah yang sulit.. karena saya
anak wanita, tunggal pula, dan keluarga di malang tidak ada sehingga saya berdebat
berkali-kali untuk meyakinkan bahwa saya mampu untuk belajr dan hidup dengan
baik disana.bahwa moral dan tekad saya disana tidak akan hilang walau jauh dari
rumah dan daerah asal.
Karena saya disana menuntut ilmu bukan main sulitnya
meyakinkan orang tua sampai-sampai sering saya menangis saat malam-malam. Mungkin banyak teman dan keluarga yang bertanya-tanya kenapa saya yang sebelumnya tidak pernah berpisah dari orang tua berani
untuk berpisah? Saya tegaskan saya tidak mau meninggalkan rumah lama-lama 3 tahun
setengah harus cukup untuk meraih gelar S1 dan segala manifestasi ilmu
didalamnya. Nah, kenapa harus kuliah di luar makassar padahal hidup sudah enak-enak
dan kalau di makassar ke kampus bisa naik motor dan tidak perlu pisah dari
sahabat dan keluarga yang yuyu sayangi. Kenapa? Alasan saya tidak hanya karena Jawa lebih baik dari segi pendidikan tapi saya ingin mandiri bisa berdiri dengan
kaki sendiri. Tanpa harus berada di kontrol orang tua selalu setiap hari.
Memang setiap bulan mereka masih mengirimi uang pada saya tapi saya mati-matian
mengatur budget agar uang itu cukup setiap bulannya.
Menjadi kuat adalah alasan
terakhir karena kau harus mampu memikul tanggung jawab lebih pada dirimu dan kau perlu menghadapi tantangan yang lebih berat dari hidupm. Disitulah yuyu merasa
sedang berusaha naik kelas. Sebuah tantangan yang luar biasa tidak mudah.
Menyesuaikan diri dengan perbedaan kultural, orang-orang dan situasi2 atmosfer
di kampus yang sungguh berbeda dengan kampus-kampus lain karena di kampus UIN
Malang ada ma’hadnya and kami wajid tinggal disana. Tidak hanya sebagai
mahasiswa tapi kami menjadi mahasantri. Pertama kalinya meraskaan hidup bersama
7 orang lainnya yang kalau saya ingat tidak terasa sulit kok dan saya mampu
melakukannya. Kadang sering saya bertanya apakah ini keputusan yang sudah tepat
ya Allah? Dan kata hati yang saya ikuti sudah pula diserahkan pada Allah SWT.
Ya
Allah aku ingin menjadi lebih kuat untuk diriku dan untuk orang-orang yang ku
cintai mudahkanlah perjalanku disini ya Allah, semoga tujuanku terwujud dimulai
dari 1 langkahu menuju malang itulah doaku setiap hari selalu aku ingat. Semoga
kau juga begitu kawan selalu mengikuti langkah yang Allah SWT tunjukkan dan
selalu meminta restu dari orang tuamu setiap apapun pilihan yang ingin engkau ambil. Degan begitu hatimu kan menjadi suluh terbaik.
-y-
Komentar
Posting Komentar