Dari Indonesia Menuju Jepang:Sebuah Catatan Tentang Meraih Impian
Part #1
"Saya percaya bahwa memiliki sebuah impian dan bisa mewujudkannya adalah sebuah hal yang mahal. Karena selalu butuh proses dalam mewujudkannya dan ada sebuah pelajaran yang selalu bisa diambil dan bisa dibagikan pada orang lain. Mungkin karena itu juga tulisan ini bisa hadir menyapa anda. Saya Wahyu Riska Elsa Pratiwi biasa disapa Yuyu. Saya seorang visioner, pemimpi namun tidak untuk siang bolong, saya bermimpi untuk sebuah aksi nyata dan masih terus belajar serta menekuni sesuatu yang saya sukai dengan sepenuh hati."
Tidaklah
mudah bagi saya Mahasiswa semester 6 yang masih bersetia belajar dan tengah
menekuni dunia tulis menulis untuk bisa mewujudkan impian saya mempresentasikan
paper penelitian saya ke ajang international. Hemat saya menulis ialah tentang menyampaikan
aspirasi pribadi ke publik. Menulis menjadi suatu kebiasaan yang menyenangkan
namun tuntutan untuk menulis ilmiah dengan aturan yang kompleks mulai saya
dapatkan ketika bergabung di komunitas penelitian bernama Psychology Learner
Community (PLC) di Fakultas Psikologi UIN Malang. Berawal dari PLC-lah sebuah
impian terus menyala dan perjalanan yang tidak bisa terlupakan pun saya mulai.
Saya
masih ingat waktu itu tepat tanggal 15 Maret 2016 ketika membuka email saya
dikejutkan oleh email masuk dari pihak event penelitian di Jepang yakni ICP
(International Congress of Psychology). Ternyata penelitian saya yang dikirim
ke event itu lolos untuk bisa dipresentasikan pada event ke-31 ICP di Yokohama
Jepang pada Juli mendatang. Saya tidak menyangka lagi-lagi mendapatkan
kesempatan yang sama.
Saya masih ingat dulu sekali tahun
lalu tepat bulan November saya dikejutkan pula dengan pemberitahuan kelolosan
penelitian saya dan tim ke Taiwan dalam event international namun kala itu kami
tidak jadi berangkat dikarenakan masih terkendala dengan pendanaan. Betul,
tidak murah memang pembiayaan untuk keluar negeri apalagi yang dibiayai bukan
hanya satu orang. Sehingga menerima kabar baik inipun saya mencoba untuk senang
sewajarnya saja. Karena menurut saya bisa saja hal yang sama terjadi pada saya.
Sampai kemudian saya ingat dengan nasihat mentor saya dulu di SMA bahwa, apa
yang kamu nikmati hari ini adalah apa yang kamu perjuangkan di hari kemarin,
dan apa yang kamu nikmati di hari esok adalah apa yang kamu perjuangkan hari
ini. Sontak darah saya mendidih saya pun langsung mengubungi tim penelitian
saya Sudrajad Yudo Putra dan Suherni. Saya sampaikan kepada mereka berita baik
ini lewat telepon. Mereka seperti biasa bersyukur namun ada rasa ragu pada diri
mereka. Apakah kebahagiaan ini hanya diawal saja. Apakah kekecewaan kembali
akan menghampiri kami. Saya memberikan semangat pada mereka. Menurut saya tidak
ada kata tidak mungkin. Bila kita sudah berusaha Allah SWT pasti mudahkan jalan
kita guna mewujudkan impian kita. Setelah berdiskusi dengan teman-teman PLC
lain yang juga lolos ke event ini kami pun menentukan strategi untuk
mengumpulkan dana. Selain mencari dana lewat kegiatan seminar dan pengajuan
dana sponsor ke perusahaan lewat proposal tentunya kami juga membuat pengajuan
dana ke Fakultas.
Sembari
fokus dalam penyelesaian penelitian yang berjudul The Impact Of Green Open
Space In Public Higher Education Towards The Levels of Work Stress in Lecturers,
dana pun mulai kami cari. Rapat demi rapat kami adakan, baik dengan
menghadirkan dosen pembimbing di organisasi PLC, pun yang kami lakukan sendiri.
Kami belajar bagaimana mengambil keputusan, belajar mendisiplinkan diri juga,
belajar bagaimana bertanggung jawab dengan pilihan dan impian kami. Sekalipun
lelah kami sadar bahwa apa yang kami perjuangkan akan menjadi nikmat di akhir.
Alhamdulillah perjuangan kami terbayar. Setelah kehilangan banyak jam tidur
demi melakukan aktivitas untuk mendukung keberangkatan kami ke Yokohama, Jepang
kami akhirnya bisa bernafas lega. Pihak fakultas yang begitu mensupport kami
dari segi moril dan material telah memberikan angin segar setelah tidak satupun
proposal tembus dari perusahaan yang sudah kami kirim, sehingga hanya bisa
mengandalkan uang dari hasil kegiatan seminar kami. Fakultas memberikan bantuan
yang luar biasa pada kami. Support dari fakultas menjadikan kami semakin yakin
bahwa Jepang sudah menanti kami. Walau Suherni tidak bisa ikut karena beberapa masalah
pribadi namun saya dan Drajad berjanji akan membagikan seluruh pengalaman yang
kami dapatkan di Jepang padanya.
Pada
tanggal 18 juli sebenarnya Praktik Kuliah Lapangan (PKL) sudah dimulai. Sebagai
salah satu peserta, saya yang bertugas di Polda Jatim terpaksa harus izin
selama kurang lebih 11 hari untuk mengikuti kegiatan ICP di Jepang ini.
Syukurlah pihak Polda Jatim bisa memberikan keringanan asal saya bisa langsung
beradaptasi dengan tugas-tugas di Polda Jatim sesaat setelah kembali ke
Surabaya.
To be continue...
Komentar
Posting Komentar